Kamis, 01 November 2012

Siapkah koperasi menghadapi globalisasi?



Sebelum kita menganalisa siap atau tidaknya koperasi Indonesia menghadapi globalisasi, kita harus tahu dulu tentang globalisasi itu sendiri. Karena kalau kita tidak mengetahui apa itu globalisasi dan tidak tahu apa saja yang ada didalamnya kita tidak bisa menjawab soal tersebut.
Sebelumnya apa yang anda ketahui tentang globalisasi? Menurut wikipedia globalisasi itu adalah keterkaitan dan ketergantungan antar bangsa dan antar manusia di seluruh dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas suatu Negara menjadi semakin sempit. Menurut saya sendiri globalisasi itu adalah suatu proses di mana antar individu, antar kelompok, dan antar negara saling berinteraksi, bergantung, terkait, dan memengaruhi satu sama lain yang melintasi batas Negara. Jadi globalisasi itu tidak hanya berpengaruh didalam negeri saja melainkan diluar negeri pun ada kaitannya.
Menghadapi globalisasi memang tidak mudah, apalagi menghadapi pasar bebas. Saat ini, koperasi Indonesia harus berjuang menghadapi efek dari globalisasi yg menguasai persaingan di negara ini. Masyarakat di berbagai belahan dunia secara keseluruhan telah memasuki suatu era globalisasi salah satunya melalui perdagangan bebas.
Bagi Indonesia, jelaslah bahwa implikasi dari perdagangan bebas ini adalah pentingnya upaya untuk membuka ketertutupan usaha, peluang, dan kesempatan, terutama bagi usaha koperasi yang menjadi salah satu pola usaha ekonomi rakyat. Hal ini menjadi sangat penting karena produk yang dihasilkan dari Indonesia harus berkompetisi secara terbuka tidak hanya di pasar dalam negeri, melainkan juga di luar negeri/pasar internasional.
Ciri-ciri globalisasi ditandai dengan adanya pergerakan barang, modal dan uang dengan bebas dan perlakuan terhadap pelaku ekonomi sendiri maupun asing (luar negeri) sama. Sehingga era globalisasi sering menjadi dilema bagi masyarakat, pemerintah dan dunia usaha. Kita tidak bisa membendung dan menahan bergulirnya globalisasi di tengah-tengah masyarakat, yang bisa kita lakukan adalah mengantisipasi dan mempersiapkan diri terhadap tantangan globalisasi. Para pelaku usaha khususnya koperasi dan UMKM harus mampu mengambil sikap dalam menghadapi globalisasi ekonomi. Bukan mengeluh dan mengatakan bahwa kita belum siap menghadapi globalisasi tanpa ada usaha dan kerja keras. Mengatakan dan mengeluh bukan merupakan jalan keluar dari ancaman globalisasi. 
Cukup kita sadari saja bahwa globalisasi ekonomi sekalipun telah menjadi sistem yang mendunia, tetapi tetap saja berada dalam lingkungan yang penuh kontroversi. Di satu sisi globalisasi mempunyai dampak positif di antara pelaku - pelaku ekonomi dunia. Mereka meyakini bahwa pasar terbuka, arus modal tanpa pembatas, akan memaksimalkan efisiensi dan efektifitas ekonomi demi terwujudnya kesejahteraan untuk semua. Sebaliknya di sisi lain kelompok anti globalisasi meyakini bahwa liberalisasi ekonomi hanya akan menguntungkan yang kuat dan melumpuhkan yang lemah, menciptakan kebangkrutan dan ketergantungan struktural negara berkembang atas negara maju.
Kita juga harus mengetahui arti dari globalisasi dari sisi ekonomi,  globalisasi dari sisi ekonomi adalah suatu perubahan dunia yang bersifat mendasar atau struktural dan akan berlangsung terus dalam Iaju yang semakin pesat sesuai dengan kemajuan teknologi. Dalam era globalisasi peran transportasi dan komunikasi sangat penting, yang dapat menyebabkan terjadinya penipisan batas-batas antar negara ataupun antar daerah di suatu wilayah. Dilihat dari sisi ekspor, liberalisasi berdampak positif terhadap produk tekstil/pakaian jadi, akan tetapi kurang menguntungkan sektor pertanian khususnya produk makanan.
Banyak produk – produk luar yang masuk ke Indonesia dan menyebabkan produk – produk dalam negeri berkurang peminatnya. Produk yang banyak masuk ke Indonesia adalah produk dari China, mungkin karena produk dari Negara tersebut banyak yang harganya lebih murah dan mungkin pembelinya ingin memamerkan kepada orang lain bahwa produknya buatan luar negeri.
Dalam hal itu mereka salah sekali, seharusnya mereka membeli produk hasil dalam negeri. Bagaimana perekonomian Indonesia bisa maju? Apalagi perkembangan koperasi, itu akan mustahil. Memang kebanyakan produk dalam negeri itu mahal, tetapi itu sepadan dengan bahan – bahan baku yang mereka gunakan untuk membuat produk tersebut. Contohnya kain sutra khas Ciajur yang sekarang sudah merambah ke berbagai daerah. Tetapi tetap saja masyarakat Indonesia memilih buatan luar negeri.
Menurut saya koperasi Indonesia saat ini belum siap untuk menghadapi era globalisasi. Dikarenakan koperasi saat ini sangat ambruk kondisinya, dari kurangnya pengaturan manajemen, pengelola koperasi juga belum ada kemampuan untuk benar – benar mengelola dengan baik, produk yang dihasilkan pun belum mencukupi. Sebenarnya Indonesia bisa menjadi Negara maju, dengan tanah yang subur dan menanam apapun akan tumbuh, tetapi yaaa karena pengolahannya kurang da masyarakatnya belum bisa memanfaatkan hasil bumi Indonesia maka Indonesia belum bisa dikatakan sebagai Negara maju.
Lama – lama mungkin Indonesia akan kehilangan hasil bumi dan produk dari dalam negeri karena semakin banyak produk – produk yang masuk ke Indonesia dan menguasai pasar. Seharusnya pemerintah membuat aturan tentang batasan produk – produk yang masuk ke dalam negeri supaya produk dalam negeri tidak tergeser oleh produk luar. Indonesia pun mempunyai sumber daya manusia yang banyak, dan koperasi pun bisa membuka lapangan kerja untuk sumber daya manusianya. Tetapi sebelum mereka mempekerjakan, mereka harus membuat training atau latihan supaya mereka terdidik dan mempunyai keahlian sendiri. Karena sumber daya manusia sekarang ini kurang terlatih yang akibatnya mereka tidak punya keahlian sama sekali.
Dengan adanya koperasi memungkinkan mengurangi pengangguran, terutama di desa – desa yang menjadikan masyarakat di kota tidak menumpuk. Mereka bisa mempunyai pengahasilan sendiri di daerahya dan bisa mengekspresikan keahliannya. Di era globalisasi pun koperasi harus berbenah supaya bisa mengikuti arus globalisasi terutama dalam pasar bebas. Jangan kalah dengan produk – produk luar, sebab produk – produk luar juga menurut saya kebanyakan mengandung bahan berbahaya. Contohnya mainan anak – anak, yang terbuat dari plastik yang bisa digigit oleh bayi. Itu kebanyakan dari bahan – bahan kimia yang lama kelamaan akan berbahaya bagi anak – anak.
Sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar