Pengertian
terutama berhubungan dengan puisi sebagai pengalaman, sedang teknik terutama
berhubungan dengan keterampilan membaca. Secara berurutan, bab ini akan
menyajikan penjelasan tentang empat arti puisi, citra dan lambing, gaya bahasa,
serta irama dan bunyi. Ada beberapa kekeliruan, kekeliruan ini terungkap dalam
pertanyaan sebagai berikut: “Apakah arti sajak ini?” dengan mengajukan
pertanyaan seperti itu, si penanya secara tidak langsung mengungkapkan
anggapannya bahwa puisi adalah suatu karya sastra yang meminta ditelaah secara
nalar.
Akibat-akibat
kekeliruan tersebut sudah barang tentu merugikan barang siapa yang
melakukannya. Sebagai suatu bentuk pengalaman yang khas, karya-karya puisi
meminta cara pemahaman yang khas pula. Langkah demi langkah apresiasi akan
dilaluinya dengan wajar dan lancar. Adapun pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
seyigionya sebagai berikut: Pertanyaan pertama berhubungan dengan arti puisi
yang pertama, yaitu arti lugas.
Pertanyaan yang kedua berhubungan dengan perasaan
penyair, yaitu arti kedua puisi. Pertanyaan ketiga berhubungan dengan nada, yaitu arti ketiga puisi.
Pertanyaan keempat berhubungan dengan itikad,
yaitu arti puisi yang keempat.
Arti
denotatif suatu kata ialah arti yang biasa kita temukan dalam kamus. Arti
konotatif ialah arti denotatif ditambah dengan segala gambaran, ingatan dan
perasaan yang ditibulkan oleh kata. Arti konotatif sebuah kata dipengaruhi dan
ditentukan oleh dua lingkungan, yaitu lingkungan tekstual dan lingkungan
budaya. Dalam hubungan dengan arti konotatif, citra dan lambing sekaligus
memiliki persamaan dan perbedaan. Persamaannya ialah bahwa baik citra maupun
lambang adalah wadah arti konotatif. Prbedaannya terletak pada daya
ungkapannya.
Gaya
bahasa ialah cara menggunakan bahasa agar daya ungkap atau daya tarik atau
sekaligus kedua-duanya bertambah. Kalau diteliti lebih jauh, akan trnyata bahwa
daya ungkap sebagian dari gaya bahasa itu, yaitu simile, metaphor, dan
personifikasi, dating dari daya ungkap citra dan lambing yang terdapat di dalam
gaya-gaya bahasa itu. Irama memiliki daya tarik dan kemampuan memberikan
kesenangan kepada manusia. Yang dimaksud dengan dalam bahsa ialah pengulangan
pola waktu dan pola tekanan yang trjadi secara teratur. Artinya, di dalam
sebuah sajak, letak suku-suku kata yang mendapat tekanan satu sama lain
jaraknyya di tempuh dalam waktu yang sama.
Di
dalam puisi, irama dan lagu kalimat merupakan salah satu daya ungkap yang
penting dan oleh karena itu dimanfaatkan sebesar-besarnya oleh para penyair.
Suatu kecendrungan yang sangat alamiah bahwa kita senang bermain-main dengan
bunyi kata-kata,karena bunyi kata-kata itu memberikan kenikmatan kepada kita.
Bunyi bahasa pun memiliki daya lain yang sangat penting, yaitu daya ungkap.
Bagi
pembaca puisi, yang penting bukanlah hafal dan dapat menyebutkan kembali serta
menjelaskan manfaat-manfaat diatas, melainkan peka terhadap daya-daya itu
melalui pemahaman dan latihan membaca sebanyak mungkin sajak dan karya puisi
lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar